![](https://daulat.co/wp-content/uploads/2019/10/IMG_20191016_153546.jpg)
daulat.co – Anggota DPR RI Masinton Pasaribu mengatakan mencuatnya partai diluar pendukung pasangan Joko Widodo – Ma’ruf Amin bergabung dalam koalisi pemerintah sebagai hal yang wajar dan lumrah. Sebab dalam berpolitik itu ada bagian bernama rekonsiliasi.
Di sini, karena ada titik temu menyangkut kerangka besar Negara Kesatuan Republik Indonesia yang menjadi kepentingan bersama. Hal itu disampaikan Masinton di Gedung DPR RI, Senayan, Rabu 16 Oktober 2019.
“Kalau kita berpandangan bahwa mengelola negara ini tidak bisa dikerjakan sendiri,” ucapnya.
Politisi PDI Perjuangan itu berseloroh, semisal Partai Gerindra, Partai Demokrat, PKS hingga PAN, jika ada kesepahaman bisa saja bergabung dan menjadi bagian dari koalisi partai pendukung pemerintah. Meski diketahui bahwa partai politik tersebut mengusung pasangan calon presiden dan wakil presiden yang berbeda pada Pilpres 2019.
“Gerindra, Demokrat, PKS, PAN, yang kemarin tidak berada dalam koalisi yang sama, jika kemudian masuk dalam koalisi pemerintah, itu bagian politik, itu bagian dari rekonsiliasi yang terus-menerus,” jelas Masinton.
Menurutnya, perbedaan dalam pandangan politik itu tidak selalu berujung pada perpisahan. Perbedaan, kata dia, dalam demokrasi merupakan hal yang biasa.
Ketua DPP PDIP, Ahmad Basarah sebelumnya menilai bergabungnya partai oposisi ke kabinet Joko Widodo bukan hal tabu, apalagi sudah pernah terjadi sebelumnya. Ia mencontohkan periode pertama Jokowi, ada Golkar, PAN, PPP yang bergabung padahal tidak mendukung pada Pilpres 2014.
“Jadi kalau hari ini juga terjadi partai di luar Koalisi Indonesia Kerja bergabung di pemerintahan Jokowi bukan suatu hal yang baru dalam sistem demokrasi kita,” kata Basarah. (Sumitro)