11 May 2024, 10:27

Desak Bupati Pecat Muntoha, PPP Pemalang Sebut Kader Membelot Sebagai Kelompok Munafik

Ketua DPC PPP Pemalang Khodori

daulat.co – Ketua DPC PPP Pemalang, Khodori mendesak Bupati Pemalang H Junaedi memecat Muntoha sebagai Badan Pengawas Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Sebab secara jelas dan tegas masih mengaku sebagai kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

“Kalau dia (Muntoha) masih merasa pengurus atau masih merasa simpatisan partai, bupati harus memecat Muntoha dari kedudukannya sebagai bawas PDAM,” tegas Khodori di Gedung DPRD Pemalang, Senin 21 September 2020.

“PDAM ini kan salah satu BUMD. Dan kalau Pak Junaedi (Bupati Pemalang; red) tahu, beliau masih mengaku sebagai kader partai, Bupati harus memecat Muntoha sebagai Bawas PDAM. Jangan membuat ambivalen,” sambungnya.

Sikap ambivalen, maksud Khodori, yakni satu sisi Muntoha memanfaatkan momentum Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) dengan mendukung bakal pasangan calon bupati dan wakil bupati, Agus Sukoco – Eko Priyono. Namun, di sisi lain pura-pura tidak tahu posisi dan jabatannya di PDAM.

Padahal untuk menjadi Badan Pengawas PDAM salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah yang bersangkutan tidak  aktif di partai politik. Dalam kenyataannya, Muntoha secara jelas mengarahkan kader dan simpatisan PPP Pemalang untuk memenangkan pasangan Agus – Eko.

Sementara, partai berlambang Ka’bah telah memutuskan bahwa dalam Pilkada Pemalang Tahun 2020 kali ini bersama Gerindra mengusung bakal pasangan calon bupati dan wakil bupati, Mukti Agung Wibowo dan Mansur Hidayat (AMAN).

Khodori juga menyebut, mereka yang terlibat deklarasi dukungan kader dan simpatisan PPP oleh Sahabat Agus Sukoco (SAS) untuk Agus – Eko pada Minggu 20 September 2020 kemarin adalah orang-orang yang sudah lama tidak memberikan kontribusi kepada PPP. Yang ada, kontribusinya adalah kontribusi kekeruhan.

“Saya pikir kalau ada temen-temen struktural PPP yang mau kesana, itu mereka dari kelompok hipokrit atau kelompok munafik. Jadi dia tidak mau konsekuen, tidak mau istiqomah, mendukung apa yang menjadi kebijakan atau policy (kebijakan; red) partai,” ujar Khodori.

Sehari sebelumnya, politisi senior PPP Pemalang Muntoha mengatakan bahwa memilih calon pemimpin itu tidak boleh sembarangan. Memilih calon pemimpin itu harus cermat, ditelisik dengan baik apa dan bagaimana sosoknya. Sebab hasilnya sangat menentukan bagi proses pembangunan ke depan.

Politisi senior PPP Pemalang, Muntoha, dalam deklarasi dukungan kader dan simpatisan untuk bapaslon Agus Sukoco – Eko Priyono (sumitro/daulat.co)

“Milih pemimpin, milih bupati, milih wakil bupati, harus cermat, dipetani, jangan asal jual partai biar dapat duit,” kata dia dalam Deklarasi Kader dan Simpatisan PPP untuk Pasangan Calon  Agus Sukoco – Eko Priyono oleh Sahabat Agus Sukoco (SAS) di Wanarejan Utara, Kecamatan Taman.

Muntoha mengungkapkan, masyarakat di Indonesia terbagi dalam tiga kategori (warna) yang menjadi simbol besar. Ketiga warna itu adalah merah, hijau dan kuning. Warna merah melambangkan kaum abangan, warna hijau melambangkan kaum santri dan warna kuning melambangkan kalangan priyayi.

“Tiga warna itu kalau bersatu bakal menang. Jangan (lagi) menengok ke belakang, usaha keras, agar Agus Sukoco – Eko Priyono jadi bupati dan wakil bupati, siap enggak?,” ucap dia dijawab ‘siap’ seluruh peserta deklarasi.

(Sumitro)

Read Previous

Akses Masuk Kantor Kemenag Dibatasi Karena Menag Positif Covid-19

Read Next

Cegah Transaksi Mencurigakan, Penyelenggara Pilkada 2020 Harus Bekerjasama Dengan KPK dan PPATK