
Ridwan Hisjam – dok daulat.co
RIDWAN Hisjam mengaku pendukung Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Ia bahkan dengan tegas telah menyatakan kesiapannya menjadi panglima pemenangan Airlangga Hartarto sebagai Calon Presiden tahun 2024.
Sayangnya, tunggu punya tunggu, Airlangga Hartarto sebagai pucuk pimpinan partai dikatakan dia justru tidak menunjukkan diri sebagai capres yang siap mengikuti kontestasi Pilpres. Pada akhirnya, setelah bermunajat usai melaksanakan sholat subuh, Selasa (25/7/2023) kemarin, Ridwan Hisjam memutuskan berubah pikiran.
“Saya ini pendukungnya Pak Airlangga,” tegas Ridwan Hisjam yang juga Anggota Komisi VII DPR RI dalam konferensi pers di Resto Kelapa Dua, Senayan, hari ini.
Ia tidak duduk sendirian dalam konferensi pers tersebut. Ada Politisi Golkar Andi Sinulingga, Waka Bidang Organisasi DPD Golkar Papua Max Richard Krey dan inisiator GMPG Almanzo Bonara serta Sirajudin Abdul Wahab. Sedianya, siang itu memang digelar diskusi. Temanya cukup menantang, Selamatkan Partai Golkar: Menuju Kemenangan Pileg 2024.
Diskusi sesuai agenda dimulai pukul 14.00 WIB. Namun pelaksanaan berkata lain. Itu setelah sekelompok pemuda datang sebelum diskusi dimulai. Jumlahnya puluhan. Mereka ‘menyisir’ panitia dan narasumber diskusi. Wartawan yang meliput acara tak luput dari serangan puluhan pemuda tersebut.
“Setelah saya solat subuh, saya berdoa ternyata doa saya terjawab langsung,” ucapnya.

Jawaban dari doa yang dipanjatkan Ridwan Hisjam adalah Airlangga Hartarto harus mundur dari Ketum Golkar. Alasannya sederhana. Elektabilitas Golkar terus merosot jelang kontestasi Pemilu 2024. Utamanya juga, Airlangga disebut Ridwan Hisjam yang juga Anggota Dewan Pakar DPP Golkar, telah keluar dari slogan Golkar Bersih.
Nyatanya, Airlangga saat ini justru diperiksa Kejaksaan Agung (Kejagung). Senin (24/7/2023) lalu, Airlangga diketahui diperiksa Kejagung. Kaitannya dugaan korupsi ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/cpo) dan produk turunannya.
“Kalau sudah dipanggil oleh kejaksaan, (diperiksa) 12 jam apa itu masih bisa dikatakan bersih?,” tegas Ridwan Hisjam.
Dilanjutkan, daripada Ketua Umum merusak dirinya dan merusak nama baik partai, lebih baik Airlangga Hartarto mundur. Ia menghormati asas praduga tidak bersalah. Tetapi urusan kejaksaan yang bisa panjang bisa berdampak luas.
“Pertahankan Airlangga, hancur. Golkar bukan 6 persen, turun dibawah persen. Jadi partai gurem,” demikian Ridwan Hisjam.
(Sastro)