24 September 2023, 13:30

Calon Anggota BPK, Kekayaan Slamet Edy dan Dumoly Freddy Jadi Sorotan

tumpukan uang – ist

daulat.co – Komisi XI DPR RI menggelar uji kepatutan dan kelayakan terakhir pada empat calon Anggota Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) hari ini, Rabu 31 Mei 2023. Berbeda dengan dua hari sebelumnya yang diikuti empat calon, hari ini Komisi XI akan menguji lima calon Anggota BPK RI

Kelima nama calon itu adalah Slamet Eddy Purnomo, Tornanda Syaifullah, Erwin Sasmita, Dewi Yustisiana dan Hadi Purnomo. Hingga berita ini diturunkan, proses fit and proper test tengah berlangsung dan dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Dolfie OFP.

Sebelum diserahkan Komisi XI DPR, sebelumnya Komite IV DPD RI juga telah menggelar kegiatan serupa. Dimana hasilnya akan dijadikan bahan pertimbangan bagi Komisi XI dalam pengambilan keputusan siapa yang layak menggantikan Agus Joko Prampono yang habis masa jabatannya menjadi Wakil Ketua BPK RI, Oktober 2023.

Di DPD, tercatat ada nama lima nama yang mendapat poin teratas berdasarkan penilaian. Kelima nama itu adalah Slamet Edy Purnomo, Laode Nusriadi, Tornanda Syaifullah, Imam Nashirudin, dan Dewi Yustisiana.

Profil Singkat Lima Kandidat Teratas

1. Slamet Eddy Purnomo. Sosok Slamet Eddy sebelumnya berkarier di Bank Indonesia. Saat ini Slamet Eddy merupakan Deputi Komisioner Pengawas Bank Swasta Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

2. Laode Nusriadi. Sosok Laode merupakan pejabat karier di BPK. Saat ini, Laode menjabat sebagai salah satu Auditor Utama Keuangan Negara di BPK. Ia bergabung di BPK sejak tahun 1989 dan saat ini membidangi pemeriksaan pada beberapan kementerian/lembaga dan pemerintah daerah.

3. Tornanda Syaifullah. Tornanda juga merupakan pejabat karier di BPK. Bergabung di BPK pada 1996, Tornanda saat ini menjabat sebagai Kepala Auditoriat. Ia juga tercatat dua kali menjabat sebagai Kepala Perwakilan.

4. Imam Nashirudin. Saat ini Imam tercatat sebagai pejabat di Direktorat Jenderal Pajak. Pada laman Linkedinnya, Imam mencatatkan posisinya saat ini sebagai Kepala Bidang Pendaftaran Ekstensifikasi dan Penilaian Dirjen Pajak.

5. Dewi Yustisiana. Salah satu kandidat perempuan ini sempat tercatat sebagai Komisaris Independen PT Semen Baturaja Tbk. (SMBR). Dewi kemudian ditetapkan sebagai Komisaris Utama Pertamina Lubricants.

Kekayaan Slamet Edy dan Dumoly Jadi Sorotan
Direktur Eksekutif Pusat Kajian Keuangan Negara (Pusaka Negara) Prasetyo menyambut baik proses seleksi Anggota BPK tahun ini. Kata dia, dari 14 peserta yang mengikuti proses seleksi, semuanya berasal dari pejabat karir di masing-masing instansi.

“Selama pemilihan Anggota BPK kami terus mengikuti dan mengawasi. Untuk tahun ini minimal tidak ada mantan politisi yang biasanya ikut andil dalam setiap pemilihan Anggota BPK. Ini tentu menggembirakan. Tapi DPR mesti selektif, selain aspek profesionalitas dan independensi, jangan lupakan integritas dan rekam jejak mereka,” kata dia.

Dari 14 calon yang mendaftar, Pusaka Negara menyorot dua peserta dengan Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) yang cukup besar. Pertama, Dumoly Freddy Pardede, Deputi Komisioner (Advisor Senior). Sast mencalonkan sebagai Deputi Gubernur BI, LHKPN Dumoly sebesar Rp24.885.233.137 dan saat mendaftar sebagai calon Anggota BPK naik menjadi Rp30.787.714.116.

Kedua, Slamet Eddy Purnomo yang juga berasal dari OJK dengan jabatan terakhir sebagai Deputi Komisioner Pengawas Perbankan III OJK. Saat mendaftar sebagai calon Deputi Gubernur BI harta kekayaan Slamet Eddy sebesar Rp32.156.829.696 dan naik menjadi Rp35.400.509.473 saat mendaftar sebagai calon Anggota BPK.

“Kenaikan harta kekayaan dua calon Anggota BPK yang notabene semua berasal dari instansi yang sama yaitu OJK patut menjadi perhatian publik, mengingat saat ini LHKPN sedang marak diperbincangkan di ranah publik,” kata Pras menambahkan.

Lantas, ketika ditanya siapa kandidat yang berpeluang besar dipilih, Prasetyo mengungkapkan semua itu tergantung Komisi XI DPR.

“Tapi kami berpendapat calon dari pejabat karir atau internal BPK ya paling logis. Mereka sudah memahami pola kerja di BPK selama puluhan tahun. Pada aspek profesionalitas, independensi dan integritas tentu tidak diragukan lagi,” ucapnya.

(M Abdurrahman)

Read Previous

Windy Idol Terima Uang dan Kelola Aset Tersangka Suap Pengurusan Perkara MA ?

Read Next

Terbukti Terima Suap, Hakim Agung Sudrajad Dimyati Divonis 8 Tahun